Kekalahan Timnas Indonesia menuai berbagai kritikan. Para pemain timnas bisa jadi hilang konsentrasi lantaran kelelahan akibat harus menghadiri sederet acara yang sebenarnya tidak penting bagi mereka.
Pengamat dari LIPI Ikrar Nusa Bhakti berpendapat, setelah gawang Timnas indonesia bergetar tiga kali oleh Malaysia, masih adakah politisi yang merangkul dan memberikan semangat kepada Timnas Indonesia?
Firman Utina dan kawan-kawan Ahad malam di Stadion Nasional Bukit Jalil Malaysia seperti kehilangan percaya diri. Umpan-umpan handal untuk menggetarkan gawang Malaysia akhirnya tidak bisa terselesaikan dengan tuntas. Si kulit bundar lagi-lagi bisa dihalau para pemain muda Malaysia dan kembali menyerang gawang Indonesia yang dijaga Markus Haris Maulana.
Tidak ada energi, tidak ada serangan. Tim Garuda sepertinya kelelahan. Berbagai faktor non-teknis seperti eksploitasi yang berlebihan diakui oleh pelatih timnas. Pelatih Alfred Riedl tak ingin menyalahkan siapa pun.
"Anda boleh bertanya pada diri Anda dan teman sejawat. Apa yang selalu dilakukan, setiap saat, masuk ke ruangan, mengambil visual, mewawancara, dan sebagainya," sindir Riedl.
Kalangan pengamat justru mempertanyakan kehadiran Timnas Indonesia pada sejumlah acara yang sejatinya tidak penting bagi timnas.
Para pemain justru lelah oleh sarapan pagi dengan politisi. Sampai acara istigotsah di malam hari nya. Padahal dua hingga tiga jam, bagi para pemain sepakbola di mana pun sangat bernilai untuk istirahat saat menjelang pertandingan berikutnya.
Selasa, 28 Desember 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar