Pertama kali benar-benar mengerti definisi kata “Robot” ketika aku masih mencari ilmu di “Institut Taman Sari” Bandung. Robot/robotic/robotica saat ini berkembang pesat terlebih di negara Jepang. Rasanya sulit memisahkan Jepang dengan robot. Kita tentu masih ingat dengan sejumlah anime robot yang sudah dikenal hampir di seluruh dunia seperti astroboy, doraemon, gundam dan sejenisnya. Kalau dulu kita hanya bisa melihat robot-robot tersebut di layar tv, sekarang kita sudah bisa menyentuh dan melihat secara langsung robot-robot tersebut beraksi.
Perkembangan robotika di Jepang mengalami kemajuan yang pesat dalam 30 tahun terakhir ini. Perusahaan-perusahaan elektronik berlomba melahirkan berbagai macam robot dengan segala keistimewaannya. Sebut saja Sony dengan aibo si robot anjing, Honda dengan robot 2 kaki Asimo-nya, ataupun Toyota dengan robot peniup trompetnya. Selain itu universitas-universitas di Jepang semakin kencang dalam melakukan riset di bidang robot ini. Hal ini ditandai dengan beragamnya robot-robot yang lahir dari riset yang dilakukan universitas di Jepang. Pemerintah Jepang juga gencar membantu dan mendukung baik dari segi dana maupun fasilitas untuk kemajuan robot di negeri ninja ini. Melihat hal-hal diatas, tidak heran Jepang berhasil menyodok dan menyamai prestasi Negara-negara barat seperti Amerika dan Jerman dalam kemajuan riset robot.
Ada banyak yang menyebabkan Jepang menjadi salah satu negara termaju dan juga terkreatif dalam bidang robot. Mungkin salah satu penyebab utama adalah teciptanya suatu pandangan bahwa semua orang bisa membuat robot. Hal ini dapat dimengerti dengan banyaknya robocon (robot contest) di Jepang ini mulai dari yang untuk pelajar (sma, universitas, college) sampai masyarakat umum (orang dewasa sampai anak-anak). Ajang-ajang inilah yang membuat bermunculannya ide-ide kreatif yang merupakan salah satu faktor penting di dalam perkembangan robot. Di beberapa universitas juga ada pelajaran kreativitas membuat robot yang merupakan mata kuliah wajib. Selain itu universitas Jepang juga menjalin kerja sama dengan universitas dari negara lain dalam hal robocon ini seperti ABU (asian pacific robot contest) yang pernah dijuarai oleh Indonesia, IDC (International Design Contest) yang merupakan kontes robot yang diikuti oleh universitas dunia seperti Titech (Jepang), MIT(USA), Cambridge (Inggris), seoul univ (korea), Darmstad Tech (Jerman), Universitas San Paulo (Brazil), dan juga wakil dari Perancis. Ajang-ajang seperti ini selain sebagai sarana mengaplikasikan ide kita juga bisa sebagai tempat mencari ide dengan melihat hasil karya peserta lainnya.
Bagaimana dengan Indonesia? Alhamdulillah sekarang telah lumayan banyak kontes2 serupa seperti Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI) dan Kontes Robot Indonesia(KRI) yang diikuti oleh universitas dan politeknik di Indonesia. Bukan tidak mungkin kontes semacam ini akan semakin menjalar melihat animo peserta dan masyarakat Indonesia terhadap robot saat ini.
Minggu, 14 Maret 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
About Me
Total Tayangan Halaman
Followers
Translate
mp3 playlist
My Slide show
Blog Archive
-
▼
2010
(82)
-
▼
Maret
(26)
- Kekurangan dan Kelebihan Windows Vista
- Analisa Laporan Keuangan
- Mengenal Prinsip Akuntansi Syariah
- Ekonomi Syariah di Indonesia, Bukan Alternatif tap...
- Contoh Penerapan Stack Dalam Kehidupan Sehari-hari
- Negara Pasundan Ciptaan Belanda
- Perangkat Jaringan WAN
- Misteri Segitiga bermuda
- Topologi Jaringan
- Rasio finansial
- Penerapan antrian dalam aplikasi sehari – hari / Q...
- Antrian dalam struktur data / Quequ
- Investasi Saham di Pasar Modal
- Perkembangan Robot
- PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
- Akuntansi Pajak
- Sejarah Sepeda Lowrider
- SISTEM OPERASI LINUX
- Pengertian Sistem Operasi Komputer (operating system)
- Sejarah:SID(Superman Is Dead)
- Indovision
- Drum
- STACK
- Sejarah Internet Indonesia
- Teknologi bagi Kehidupan Manusia
- Analisa laporan keuangan
-
▼
Maret
(26)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar